Tuesday, July 6, 2010

Rotary Engine


Mesin wankel atau disebut juga mesin rotary adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran dirubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang menggerakkan sumbu.

Mesin ini dikembangkan oleh insinyur Jerman Felix Wankel. Dia memulai penelitiannya pada awal tahun 1950an di NSU Motorenwerke AG (NSU) dan prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957. NSU selanjutnya melisensikan konsepnya kepada beberapa perusahaan lain di seantero dunia untuk memperbaiki konsepnya.

Karena mesin wankel sangat kompak, ringan, mesin ini banyak digunakan pada berbagai kendaraan dan peralatan seperti pada mobil balap, pesawat terbang, go-kart, speed boat.

Monday, July 5, 2010

Tembus 140 Km/Jam

4729paket-ahau-dvd-1.jpgMau yang instan, tapi sesuai keinginan? Ini, bukan bicara soal kopi alias coffe lho! Tapi, bicara meracik akselerasi pacuan biar sesuai kemauan. Ya, berlari kencang dan menggapai top speed tinggi. Apa yang ditawarkan Ahau Motor, ini salah satu caranya! Paket bore up Yamaha Mio 155 cc.

“Semua part tinggal pasang. Enggak perlu sibuk seting ini-itu. Paket ini sudah dibuktikan di Mio Soul saya sendiri. Sekarang, top speed tembus 140 km/jam,” ungkap pemilik workshop di Jl. Akses UI, No. 9F, Kelapa Dua, Depok.

Wah, itu sih menurut ente, Hau! Enggak afdal kalau tidak dibuktikan langsung oleh Em-Plus. Bukan sekadar tes kecepatan puncak, tapi biar makin terlihat peningkatan, dilakukan tes akselerasi juga.

“Silakan buktikan. Paket ini, lebih cocok untuk bore up harian. Karena kesempurnaan seting ditunjang knalpot tipe standar bobok terbaru kami,” promosi pemilik nama lengkap Rudi Sukirman itu.4730paket-ahau-dvd-2.jpg

Oke kalau begitu! Pakai Vericom VC-3000 milik Em-Plus, dilakukan juga tes akselerasi jarak 0–100 meter dan 0 – 201 meter.Sebagai pembanding, pertama dilakukan tes dengan kondisi motor standar. Dilanjut tes kedua dengan penggantian part sesuai paket. Yaitu; kepala silinder dengan klep 28 mm/ 24 mm, silinder blok Kawahara dengan piston 58,5 mm, kem Kawahara tipe K-2 dan knalpot Ahau Motor. Gas! Keadaan standar, untuk jarak 0 –100 meter, Mio Soul baru ini mampu tembus 9,36 detik dengan kecepatan 64,2 km/jam. Tapi paket bore up yang ditawarkan Rp 4 juta berikut ongkos pasang itu, mampu pangkas waktu 2,6 detik.

Iya, paket ini mampu bawa Soul ngacir dengan waktu 6,76 detik. Bahkan, kecepatannya pun bertambah cukup signifikan. Tembus 88,2 km/jam. Artinya, ada perbedaan 24 km/jam. Hmmmmm... Akselerasi awal cukup menggebrak! Belum puas di 0–100 meter, dilanjutkan tes 201 meter. Terbukti, paket ini juga mampu bicara lebih. Di jarak yang biasa digunakan lintasan drag ini, tembus 10,80 detik. Speed tertinggi 201 meter pun main di 101,4 km/jam.

Beda dengan kondisi mesin standar. Jarak 0–201 meter cuma tembus 14,23 detik di kecepatan 78,2 km/jam. Artinya ada perbedaan waktu 3,43 detik dan 23,2 km/jam. Wah, apalagi jika karbu ikut diganti aftermarket ya? Pasti bisa lebih tajam lagi ! Maklum, paket ini gak haruskan ganti karbu. “Kalau mau ganti bisa saja, terserah pemiliknya. Kan, ini paket bore up harian. Besarkan pilot juga cukup,” saran Ahau yang bisa ditelepon di (021) 71628889. Oh ya, untuk top speed, memang tembus 140 km/ jam. Coba?

Penulis/Foto : Eka/David/motorplus

Skywave Bore Up

3627skywafe-axl-1.jpgUntuk balap liar atau modifikasi bore up saat ini, Suzuki Skywave 125 masih termasuk jarang digarap. Pasalnya desain bodinya dirasa kebesaran alias nggak cocok. "Makanya gue ingin buktikan bahwa skubek ini bisa juga ngacir," kata Donny Pudjianto, si empunya motor.

Sadar punya problema dengan ukuran motor, makanya Donny melakukan ubahan kapasitas mesin tergolong besar. Saat ini dapur pacu sudah jadi 222 cc.

Wow, apa yang dilakukan tuh bisa sebesar itu, Bro? "Gue ganti seher dengan punya Tiger dan ubahan di stroke-nya lumayan panjang," kata Chemonk, panggilan akrabnya.3628skywafe-axl-2.jpg

Doi membuat langkah piston sekarang menjadi 70 mm. Standarnya adalah 55,2 mm. Artinya ada perubahan hingga 14,8 mm. Hal itu menandakan pergeseran big end yang dilakukan 7,4 mm.

Makanya dengan piston ukuran 63,5 mm dan langkah 70 mm maka didapat kapasitas mesin 221,6 cc digenapkan jadi 222 cc. Akibat ubahan ini maka dilakukan penambahan paking setebal 1,2 cm.

Menggunakan setang seher RX-Z. Sehingga bisa dipadukan dengan seher Tiger yang mimiliki pen 15 mm. Asalkan setang RX-Z dikasih laher bambu.

3629skywafe-axl-3.jpgUntuk menyuplai volume silinder yang sudah gede, kepala silinder dibenahi. Di bagian digunakan klep gede. Persisnya in 31,5 dan ex 25,5 mm. Ini merupakan hasil ubahan sendiri dan digabungkan deengan per klep dari Suzuki Shogun SP 125.

Begitu juga kem. Chemonk korek sendiri dengan durasi 280 derajat. Untuk pengerjaan ini dibantu Agus Tri yang sudah punya nama di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur. "Tapi kami masih kelas bengkel rumahan, belum berani pakai plang nama," kekehnya.

Untuk karburator, pria lajang ini menggunakan Keihin PE 28. Agar karbu ini bisa dipasang, kudu penggantian head dengan punya Suzuki Spin 125.3630skywafe-axl-4.jpg

"Sebab head Spin posisi karbunya di tengah. Sedang Skywave di samping,"katanya. Tapi bukan berarti enggak ada bodi yang dirusak lho. Buktinya bagasi di bawah jok tetap dilubangi supaya karbu bisa terpasang.

"Nah, kalau seperti itu kan nggak kelihatan dari luar. Bodi masih terlihat rapi," lanjut pria yang juga berbisnis minyak wangi ini. Taunya, bukan hanya head yang comot dari Spin, ada juga bagian lain yang ikutan diambil.

"Biar tarikan mantap maka gir ratio juga sebaiknya pakai punya Spin, perbandingannya lebih sip," lanjut pria berbadan gempal ini. Kedua skubek Suzuki ini ratio standarnya berbeda.

Untuk Spin mempunyai perbandingan 13:45 sedang Skywave 14:42. "Untuk balap liaran, sebaiknya pakai punya Spin, reaksinya lebih cepat," kata anggota Skywave Owner Club (SOC) dengan nomor anggota 056 ini.

Karena baru kelar, memang belum pernah main di jalan. "Tapi kalau ada yang ingin coba gak masalah," kata Chemonk kalem.

DATA MODIFIKASI


Ban depan : Battlax 80/90-16
Ban belakang : Excedera 100/80-16
Per CVT : Honda Vario
Knalpot : TDR
Chemonk : 0838-8872-692

Penulis/Foto : Nurfil/Herry Axl/motorplus

Tembus 7,65 Detik di 201 Meter!

4433mio-drag-gt-1.jpgGebrakan baru di jagad drag skubek Tanah Air dilakukan Miekeel Tjahjanto, bos MC Racing, Jakarta Barat. Kolaborasi dengan tunner Thailand, Mio didesain perkasa dan diklaim tembus 7, 65 detik di lintasan 201 meter. Kalau catatan segitu sih, tergolong kencang kan, Bro?

Kalau melihat bentuknya sepintas, pasti mata tertuju pada keistimewaan desain bodi. "Memang. Rangkanya istimewa. Pakai rangka titanium, total rangka beratnya cuma 2 kg. Kalau sudah dipasang mesin dan joki, enggak tahu deh," terang pria berbadan subur ini.

Rangka hasil olahan Thailand ini didukung performa mesin yang juga hasil kilikan tunner Negeri Gajah Putih itu. "Di sini sih cuma masang dan seting aja," tambahnya.4434mio-drag-gt-2.jpg

Dengan bore up pakai piston 66 mm, kapasitas silinder skubek dahsyat ini ada di kisaran 280 cc. Artinya tidak terlalu gede bore up-nya. "Klep memang gede banget. Klep isap 35 mm dan klep buang 31 mm," tambah cowok berkacamata ini.

Khusus buat klep, memang tampak kokoh. Dengan diameter batang 4,5 mm (klep in) dan 5,5 mm (klep ex). "Kuat dan terbukti mumpuni," kata Miekeel.

4435mio-drag-gt-3.jpgDesain kem juga lumayan ekstrem. Lift (tinggi angkat klep) bisa 11,3 mm. Juga kelihatannya durasi dan LSA yang ikutan ekstrem. "Tenaga ada di rpm tinggi. Buktinya laju motor baru tampak kencang di 50 meter. Bawahnya sih biasa," ujarnya.

Kalau lihat komposisi seting, memang wajar begitu. Dengan power gede, transfer tenaga agak diredam. Di skubek, bisa lewat komposisi rasio dan roller.

Seting rasio dan roller kan juga ikut mempengaruhi motor enggak galak di putaran bawah. "Percaya apa enggak, motor ini pakai rasio 19/36. Roller juga rata 14 gram," jelas pria yang gemar balap dari dulu itu.

Suplay gas bakar juga tidak terlalu istimewa dengan karbu canggih. Lha wong malah modal karbu Keihin PE 28 standarnya Honda NSR SP. Memang direamer sih, sampai 32 mm. Untuk setingan di Sentul waktu itu, dipatok pilot-jet 42 dan main-jet 145.

Uniknya, sektor pengapian tergolong sederhana. Memang menggunakan koil YZ karena pengapian AC. Tapi cukup disokong CDI standar Yamaha Fino. "Kuat kok dan cukup memenuhi kebutuhan pengapian," kilah Miekeel dari Jl. Kebon Jeruk 9, No. 20C, Kota, Jakarta Barat.

Yamaha Fino bukan hanya diambil CDI-nya aja. Tapi juga pully-nya. Keunggulannya, rollernya lebih gede dari Mio dan meski lebih kecil dari Vario.

"Naiknya lebih tinggi. Itu yang membuat motor ini mudah diseting untuk putaran atas," analisisnya.

DATA MODIFIKASI

Knalpot : Hi Speed
Klep : LHKCDI : 5VV
Piston : LHK
Head silinder : LHK

Penulis/Foto : Chuenk/Indra GT/motorplus

Thai Drag Bike

Ramainya persaingan skubek drag rupanya bikin gerah Mitra2000. Produsen dan importir yang berbasis produksi dari Thailand ini kirim langsung Mio drag 300 cc, bersasis titanium. Tak tanggung, digeber Eko Chodox, jawara drag asal Semarang, Mio bore up pun dikawal langsung Pop Taladnoy, mekanik Thailand. Di event Day Battle Drag Bike Championship 2010, Kemayoran, Eko tembus 7,721 detik di lintasan bergelombang sepanjang 201 meter. Kebayang kalau lintasan halus dan rata, bisa lebih tajam dari itu. Pastinya!

Mesin diorder langsung ke TDR Thailand. TDR kasih bore x stroke yaitu 66 x 87,9 mm. "Semua dikerjakan di Thailand. Termasuk seting kem serta rangka. Di sini tinggal pasang," terang Pop yang tentunya datang langsung ke Kemayoran.4855juara-dragbike-kmyrn-yudi-3.jpg

Meski merahasiakan hitungan derajat kem, tapi Pop kasih kisaran durasi di 270 derajat. "Kemnya sudah bukan pahatan. Tapi, hasil cetakan langsung," tambahnya.

Ciri setingan mesin Thailand sangat kental pada motor ini. Tampak begitu berat pada putaran awal. Tapi, lepas dari 100 meter, langsung ngibrit. "Kita setting sesuai karakter mesin matik. Kalau terlalu galak di putaran awal, maka motor akan slip dan malah enggak jalan. Tenaga puncak diutamakan di putaran tengah dan atas," analisis pria berambut lurus ini.

Makanya, Pop memasang rasio dan roller yang cukup berat. Berbeda dengan gaya riset di sini yang justru memasang lebih ringan. "Roller saya pakai 14 gram. Sedang rasio 22/34. Dengan seting seperti ini motor lebih anteng di putaran bawah," papar pria murah senyum ini.

4856dragbike-kmyrn(mekanik)-yud.jpgMenggunakan racing fuel, builder Thai itu berani patok perbandingan kompresi yang cukup padat sampai 16 : 1. Hanya saja, karena waktu yang terlalu dekat, Pop mengaku tidak sempat melakukan seting programmable pada CDI. Bahkan, di Kemayoran kemarin, Mio ini hanya TDRpakai CDI Fino standar. "Jika disesuaikan seting dengan programmable, motor akan lebih sempurna. Saya akui, dengan mengandalkan CDI standar perfroma motor ini turun sampai 20 persen dari kemampuan sebenarnya," terangnya.

Di Thailand, motor ini sebelumnya sudah dites dan tembus 6,8 detik. Dengan CDI standar, masih bisa tembus 7 detik koma kecil. "Dengan kondisi aspal yang seperti ini, 7,5 sampai 7,7 detik memang wajar," kilah mekanik yang pernah ngajak Aong dari redaksi MOTOR Plus sowan langsung ke bengkelnya.

Tentu, selain didukung mesin yang tangguh, seting motor ini juga sudah dibantu desain sasis dan suspensi yang sangat sip. Rangka titanium yang begitu ringan, membuat beban motor total jadi hanya sekitar 30 kg. Ditambah bobot Eko, sang joki yang memang tipis dan hanya 39 kg. Hambatan beban tentunya jadi lebih ringan.

DATA MODIFIKASI

Ban : Comet 60/70x17
Sok belakang : YSS
Knalpot : TDR
Gas spontan : TDR
Piston : TDR

Penulis/Foto : Chuenk/Yudi/motorplus

Perpisahan di Sukabumi




Thursday, July 1, 2010

Chevy V8 Engine

Harga $ 8,000.00

Daya kuda BESAR BLOK Chevy 800
  • 396 BIG BLOCK with BILLET CAPS
  • DRY SUMP
  • VACUUM PUMP
  • CRANK TRIGGER
  • SPLIT CARBS & AIR CLEANER (One Season on Carbs)
  • JESEL VALVE TRAINE JESEL VALVE
  • ROSS CUSTOM PISTONS
  • 15.5 COMPRESSION

CONTACT: STEVE SNIDER @ 740-605-0905